Rabu, 15 Juni 2011

lagi futur !!


Ya Allah .
Pikiranku sedang kacau, aku bingung sama diriku sendiri.
Saat ini , aku butuh teman untuk berbagi cerita, tapi semuanya nggak bisa. Hanya Engkau Tuhanku yang selalu ada di setiap hembusan nafasku. Subhanallah walhamdulillah walaailaahaillallah wallahuakbar.. Hanya pada Allah bisa kucurahkan segala keluh kesahku.
Aku takut. aku cemas. ada sesuatu yang mengganjal di hatiku.
Keadaan iman setiap manusia pasti akan mengalami naik turun, saat ini aku sedang berada dalam keadaan ini, futur, lemah iman.
Aku ingin selalu dekat pada Allah SWT yang selalu memberikan kenikmatan yang luar biasa selama aku hidup. Apapun yang Allah berikan adalah yang terbaik bagiku, baik itu berupa nikmat ataupun cobaan.
Aku coba tenangkan diri dengan membaca Alquran, membaca tafsirnya, mengulang hafalanku, tapi tetap saja ada satu masalah yang mengganggu. Bukan masalah besar, hanya masalah klasik pada remaja. apalagi kalau bukan ,mahabbah al-isyq.
Mahabbah al-isyq itu jenis cinta yang arahnya lebih pada aspek kesamaan atau kecocokan di antara yang mencintai dan yang dicintai. Kesamaan atau kecocokan di antara manusia berlawanan jenis menimbulkan perasaan suka.
Inilah masalahku. konyol. but it's for the first time.
Ingin ku lupakan sebentar mahabbah al-isyq itu, biar nanti saja. sekarang bukanlah saat yang tepat buat mikirin cinta-cintaan. Sekarang saatnya berjuang melawan keinginan hati yang menyimpang. Sekarang belum saatnya, "sabarlah kau". Akan ada saatnya. Indahnya berbuka saat penuh kejutan. Saat ini lebih baik fokus saja kecintaan pada Allah SWT, Rasulullah SAW, orang tua dan keluarga.
Setelah ku fikir-fikir, masalah ini jadi headline news di kepalaku karena nggak ada kerjaan lain. Kurang mendekatkan diri pada Allah SWT. Jadilah futur menghampiri.
Setelah tadi baca-baca tentang futur, aku temukan tips buat jaga kualitas iman yang suka naik turun..
dari Hidayatullah.com
Ini adalah beberapa sebab yang menyebabkan seseorang meninggalkan keistiqomahan sehingga terjangkit virus futur(lemah iman), diantaranya :
# Lemahnya kesungguhan dalam berpegang teguh (terhadap agama) dan tidak sabar atas kesulitan-kesulitan dan musibah yang menimpanya.
# Panjang angan-angan, berlebih-lebihan dalam menerapkan hukum agama terhadap dirinya diluar batas kemampuan (ekstrim).
# Penyakit-penyakit hati dan lisan yang menimpanya.
# Kepribadian yang lemah dan sikap selalu mengekor kepada orang lain.
# Kegagalan-kegagalan yang menimpa pada masa lalu dan dia sulit keluar darinya.
Lalu Bagaimana Cara Penyembuhannya?
Disaat kita menyebutkan hal-hal yang menyebabkan ketidak istiqamahan, kita juga menemukan cara-cara untuk mengobatinya :
Lemah iman obatnya adalah menguatkan keimanan. Penyakit menjauhi dari lingkungan yang penuh dengan suasana keimanan obatnya adalah mencari dan menjaga serta meningkatkan lingkungan yang penuh dengan suasana keimanan. Penyakit yang disebabkab oleh lingkungan (yang jelek) obatnya adalah sabar serta menambah keistiqamahan dan bersandar kepada Allah. Lemah dalam pendidikan yang benar obatnya adalah bersungguh-sungguh dalam mencari pendidikan yang benar sesuai dengan agama dan mengatur waktu serta bersungguh-sungguh memperbaiki jiwa. Dosa-dosa dan maksiat obatnya adalah taubat dan mohon ampun dan tidak meremehkan dosa-dosa tersebut.

Adapun penyakit hati dan lisan yang mengakibatkan perbuatan jelek maka obatnya adalah membebaskan diri darinya dan dengan bertaubat yang benar. Adapun teman yang jelek maka obatnya adalah memilih teman yang baik dan shalih.

Adapula Cara Lainnya Untuk Mengobati Sikap Tidak Istiqamah
1. Ikhlas dan jujur kepada Allah, hal ini adalah sebab terpenting untuk istiqamah dan menjadi baik:

Ibnul Qayyim berkata :
"Sesungguhnya yang mendapatkan kesulitan dalam meninggalkan maksiat yang disukainya dan yang sering dilakukannya adalah seseorang yang meninggalkannya bukan karena Allah. Adapun seseorang yang meninggalkan hal tersebut dengan jujur, ikhlas dari hatinya karena Allah, ia hanya merasakan kesulitan di awal kali ia meninggalkannya. Ini semua untuk mengujinya, apakah ia jujur dalam meninggalkannya ataukah hanya berdusta, jika ia sabar dalam menghadapi kesulitan ini sebentar saja, ia akan memperoleh kelezatannya" . (Al-Fawaid : 99)

2. Takut kepada akhir kesudahan/kematian yang jelek (su?ul khatimah)
Seorang yang beriman dan jujur harus takut dari akhir kesudahan yang buruk, dan waspada dari penyebabnya. Allah I berfirman :

"(Ya Allah) wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang salih". (Yusuf : 101)

Suatu malam Sufyan ats-Tsauri v menangis hingga subuh, tatkala ia ditanya, ia menjawab :
"Sesungguhnya aku menangis karena takut su?ul khatimah / mati dalam keadaan beramal buruk". (Kitabul aqibah, karya Abdul Haq al-Isbaili 178)
Al-Imam al-Barbahari v berkata :
"Dan ketahuilah, bahwa sepatutnya seseorang ditemani perasaan takut selamanya, karena ia tidak mengetahui mati dalam keadaan bagaimana, dengan amalan apa ia mengakhiri hidupnya, dan bagaimana ia bertemu Allah nantinya sekalipun ia telah mengamalkan segala amal kebaikan. (Syarhu Sunnah 39)

Rasa takut dari akhir kesudahan yang buruk memiliki banyak dampak positif. Perasaan ini akan mendorong seseorang untuk berserah diri kepada Allah I serta menghadap kepada-Nya dengan selalu berdoa kepada-Nya. Perasaan takut ini akan mengajaknya untuk bersungguh-sungguh dalam ketaatan dan menambah sikap istiqamah dan kebaikan, dan takut dari berbalik mundur kebelakang.

3. Berdoa
Berdo'a kepada Allah agar melindungi kita dari "al-haur badal kaur". Nabi r berdo?a :
"Dan kami berlindung dari al-haur badal kaur" (HR Ahmad dan Muslim 1343, Tirmidzi, Nasai dan lainnya)

Nabi r juga banyak berdoa :
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati kokohkanlah hatiku diatas agama-Mu" (HR Tirmidzi)

Kita juga diperintah untuk memohon kepada Allah I agar Dia memperbaharui keimanan dalam hati kita, Rasulullah r bersabda :
"Sesungguhnya iman dapat menjadi usang dalam rongga (hati) kalian, sebagaimana baju dapat menjadi usang, maka mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui keimanan dalam hati kalian". (HR Hakim, terdapat juga dalam as-silsilah as-Shahihah karya al-Albani no 1585), maka hendaknya kita memperbanyak berdoa kepada Allah.

4. Kontinyu dalam beramal shalih dan memperbanyak amal shalih.
Sesungguhnya amal shalih yang dilakukan secara kontinyu oleh seseorang adalah lebih disukai oleh Allah, sebagaimana sabda Nabi :
"Amal yang paling disukai Allah adalah yang kontinyu walaupun sedikit ...." (Muttafaqun alaihi)

Jika seorang muslim kontinyu dalam beramal shalih sesungguhnya ia akan hidup dalam kebaikan dan keistiqamahan, jika ia lemah dan tertimpa rasa putus asa, maka amal-amal kebaikan yang ia lakukan secara kontinyu ini akan menjadi tiang penyangga untuk istiqamah, mengembalikan jiwa (yang putus asa), dan menguasai jiwanya. Maka sepatutnya bagi seorang muslim untuk memperhatikan dalam mengerjakan amal-amal shalih beberapa perkara ini :
a. Bersegera dan berlomba-lomba dalam beramal shalih, Allah berfirman :
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga ..." (Ali Imran : 133)

b. Dan terus beramal shalih serta menjaganya :
"Senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku (Allah) dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. .." (HR Bukhari 6137)

c. Lalu bersungguh-sungguh dalam beramal shalih dan memperbanyaknya kemudian bervariasi dalam beramal shalih supaya tidak membosankan jiwanya.

5. Ibnu Mas'ud berkata :
?Dahulu Nabi r tidak terus menerus dalam memberi nasehat lantaran khawatir kejenuhan menimpa kami". (Bukhari 68)

Maka seorang muslim harus mengambil bagian untuk duduk dalam majelis ilmu yang memberikannya nasehat, dan dibacakan kepadanya kitab-kitab tentang hal itu.

6. Ada juga cara lain untuk mengobati fenomena ketidak istiqamahan ini, diantaranya :
Berdzikir kepada Allah, merenungkan kehinaan dunia, mengoreksi diri, beramal dan aktif berdakwah.

Akhirnya segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Kita berlindung kepada Allah dari al-Haur ba'dal Kaur.

"Ya Allah (yang membolak-balikkan hati). Tetapkanlah hati-hati kami untuk selalu ta'at kepada-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan Husnul Khotimah."

Ya Allah, Jangan jauhkan hamba dariMu hanya karena mahabbah al-isyq itu. Allah Yang Maha Mencintai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar