Sabtu, 02 April 2011

Cukuplah Allah bagiku !

Ini adalah renungan untuk aku dan kalian
Teman ! Tahukah kalian?. Selama hidupku, aku takut teman memujiku, sedangkan Allah murka kepadaku, karena penyakit yang bersarang di hatiku. Ria. Ria adalah rasa ketidakikhlasan kita akan amal perbuatan yang kita lakukan, membangggakan segala kesuksesan agar dipuji , dipandang, dan dimuliakan orang lain. Tidakkah kita sadar? Sesungguhnya pujian itu datang karena Allah Yang Maha Tahu keadaan hambaNya, masih menutup-nutupi aib, kebusukan, kekurangan dan dosa-dosa kita agar orang lain tidak mengetahuinya, sehingga yang orang lain lihat hanyalah kebaikannya saja. Coba fikirkan teman! Bagaimana jika aib kita tidak ditutupi oleh Allah, orang lain tahu aib kita, pasti kita tidak akan mampu menampakkan wajah kita lagi. Jangankan berharap mendapat pujian dari orang lain, diperhatikan saja tidak. Yang ada hanya cemoohan atas aib kita. Terkadang aib atau kejelekan kitalebih gampang diingat orang lain, keburukan yang akan menjadi cap diri kita. Hanya karena kemurahan Allahlah terjaga aib-aib kita.
Temanku! Aku juga takut akan sifat sombong yang sering mampir saat berhasil mengerjakan sesuatu, saat memiliki sesuatu, saat diri merasa lebih tinggi dari yang lain. Padahal pandanglah diri kita, kita hanya hamba Allah yang sangat kecil, kita hanyalah makhluk yang diciptakan dari saripati air yang hina (air mani). Allahlah yang memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati, serta masih banyak lagi nikmat yang diberikan kepada kita. Jadi, apa yang bisa kita sombongkan. Tahukah teman? Terjadinya hati sombong berasal dari “merasa memiliki”. Padahal seharusnya kita merasa tertitipi belaka. Segala-galanya hanyalah milik Allah SWT sesuai dengan firmanNya dalam QS. Al-Baqarah : 284 “Kepunyaan Allah lah segala apa yang ada di langit, dan apa yang ada di bumi, dan jika kamu melahirkan apa yang ada dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya, Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu”.
Jadi, yang ku harapkan dari diri ini adalah timbulnya keikhlasan dalam setiap perbuatan. Aku yakin, pasti kalian juga begitu. Bukankah kita sudah tahu? Salah satu manfaat yang akan dirasakan saat kita ikhlas adalah rasa ketentraman jiwa dan ketenangan batin. Mengapa? Karena orang yang ikhlas tidak akan diperbudak oleh penantian untuk mendapat pujian, penghargaan, atau diber I imbalan. Jika kita tidak ikhlas, kita pasti kecewa apabila tak ada seorangpun yang memuji kebaikan kita. Tapi apabila kita ikhlas, tidak akan pernah terbersit sedikitpun rasa kecewa, karena kita yakin bahwa kenikmatan itu bukanlah dari mendapatkan, melainkan dari apa yang bisa kita persembahkan. Tanamkanlah dalam hati kita “ Cukuplah Allah bagiku, cukuplah Allah yang mengetahui dan membalas apa yang aku lakukan”. Jadi, biasakanlah diri kita untuk tidak menyebut-nyebut dan n=mengingat-ingat kebaikan yang telah kita lakukan , karena bisa saja pahala kebaikan kita disisi Allah SWT menjadi berkurang hanya karena kit aria dan sombong.Sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Al-Baqarah 264 “ … maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah
dia bersih (tidak bertanah)”. Jelas kita tidak mau perbuatan kita sia-sia seperti perumpamaan itu kan?
Sekali lagi ku katakana pada kalian , teman-temanku tersayang. Katakanlah “ Cukuplah Allah bagiku”. Ku harap, kita bisa saling mengingatkan . Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar