Sabtu, 17 November 2012

Kajian “#IndonesiaTanpaJIL”


Kajian “#IndonesiaTanpaJIL” 

                Bismillah..
Jumat, 16 November 2012 jam 2 siang, saya datang ke agenda terakhir dalam rangkaian GEMA MUHARRAM yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Islam Mahasiswa Universitas Mulawarman (PUSDIMA UNMUL). Agenda ini berupa talkshow yang akan membahas tentang sebuah kelompok yang dengan tegas menentang adanya Jaringan Islam Liberal. Dari namanya saja sudah terdengar aneh, Islam Liberal. Islam kok liberal? Liberal kok Islam? Liberal artinya bebas. Dalam paham liberal, setiap orang mempunyai kebenaran, artinya pendapat dari setiap orang benar walaupun itu hanya berdasarkan pikiran mereka semata. Padahal dalam Islam, Kebenaran adalah sesuatu yang jelas diatur dalam Alquran dan hadist. Apa yang dikatakan Allah dan rasulnya itu adalah kebenaran. Kesalahan adalah segala sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang sudah diatur dalam Islam.
               
Sebelum terlalu jauh, kembali lagi ke kegiatan talkshow ini, pematerinya Kang Hafidz Ary, beliau adalah alumni ITB, yang dulunya pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum Salman ITB. Beliau tidak ingin disebut sebagai penggagas gerakan #IndonesiaTanpaJIL, karena menurut beliau gagasan ini mencuat begitu saja dari diskusi-diskusi di Social Media yaitu twitter.  
Menurut kang Hafidz, Jaringan Islam Liberal sangat membahayakan terutama di Social Media, di twitter mereka bisa dengan gampang menyebarkan paham-paham liberal dan dengan gampang pula diterima oleh orang-orang yang belum benar-benar paham akan Islam, walaupun dirinya Islam. Coba tanyakan kepada beberapa orang di sekitar kita : “Mengapa Anda berislam?” maka mereka tidak akan bisa menjawabnya! Atau mereka akan menjawab “karena orang tua saya Islam” Atau nyatakan kepada mereka: “Pada dasarnya, semua agama mengajarkan kebaikan, semua agama mengajarkan kebenaran”. Maka tidak akan ada dari mereka yang membantah kecuali sedikit! Sangat sedikit!.
Mengenai pertanyaan yang pertama, Kalau hanya sebatas itu saja jawaban kita, maka sebenarnya kita belum benar-benar paham akan Indahnya Islam ini. Memang nyata karena orang tua kita Islam, maka kita akhirnya juga ikut Islam, artinya kita hanya ikut orang tua, lantas apakah ketika orang tua kita keluar dari Islam, maka kita juga akan keluar dari Islam (naudzubillah).
Memang benar karena orang tua kita Islam, maka kita juga Islam. Tapi bukankah banyak hal yang bisa membuat kita yakin untuk berislam? bisa saja dengan kita menjawab “ karena aturan-aturan Islam tentang perempuan mempesona bagi saya”. Islam benar-benar mengatur semua aspek kehidupan manusia dengan sempurna, aturan-aturan yang Allah tetapkan adalah demi kebaikan manusia itu sendiri. Maka seharusnya dengan alasan itulah kita yakin akan kebenaran Islam. Tetapi, kenyataanya banyak muslim Indonesia yang belum paham sebenarnya kenapa mereka Islam, sehingga gampang sekali dipengaruhi oleh paham-paham yang menyimpang dari Islam yang sebenarnya.
Kemudian mengenai pernyataan “Pada dasarnya, semua agama mengajarkan kebaikan, semua agama mengajarkan kebenaran”. Mengapa sebagai muslim kita tidak membantah. Bukankah kebenaran adalah apa yang telah Allah tetapkan.  Kebenaran (al-haqq) adalah “ pengabdian/penghambaan-diri/penyembahan/peribadatan kepada Alloh saja seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Muhammad saw. Jadi agama yang tidak sesuai dengan aturan Allah SWT adalah bukan kebenaran, karena Islam adalah satu-satunya agama yang benar.
                Lanjut  mengenai Jaringan Islam Liberal, JIL itu menyebarkan paham-paham Sekulerisme, Pluralisme, dan Liberalisme. Sekulerisme artinya memisahkan agama dari kehidupan, menurut mereka aturan agama (islam) jangan dicampur dengan urusan duniawi yang lain, Agama hanya mengatur urusan ibadah. Pluralisme artinya menganggap bahwa semua agama sama, dan liberalisme adalah bebas, setiap orang punya kebenaran. Seperti ini gambarannya :



                      Tentu sebagai umat Islam yang selalu ingin berpegang teguh pada al-Quran dan Hadist, kita tidak menginginkan adanya paham-paham yang membuat kita jauh dari kebenaran. Mengapa orang-orang Islam harus ikut-ikutan menganut paham sekuler, mengapa kita harus memisahkan urusan agama dan non agama, padahal setiap hal di kehidupan kita sudah ada aturannya, sudah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan Hadist Rasulullah. Islam telah mengatur berbagai aspek kehidupan dengan jelas. Jadi tidak bisa mengkotakkan urusan agama hanya untuk urusan ibadah saja.  
                      Kesimpulannya tidak bisa diterima adanya paham-paham liberal untuk Islam.
                      #Indonesia TanpaJIL hadir untuk menolak paham ini, agar muslim Indonesia tidak terpengaruh akan paham Jaringan Islam Liberalisme, dan harapannya muslim Indonesia semakin tertarik untuk mendalami ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya, sehingga bisa terbentuk masyarakat Islam Indonesai yang kuat aqidahnya, yang benar pemahamannya tentang Islam.
                      Itu adalah sedikit ilmu yang saya dapatkan hari itu, materi ini membuat saya diingatkan kembali untuk terus mengkaji, belajar Islam yang sebenarnya, menjadi muslimah yang tidak hanya ikut-ikutan saja, tapi memiliki landasan ilmu daam berbuat. Semoga Allah selalu membukakan pintu hidayah pada diri saya dan setiap umat muslim, agar diri bisa terus menerima ilmu-ilmu yang semakin bisa mendekatkan diri pada Allah SWT.
#Alhamdulillah..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar